Sabtu, Februari 15, 2025
BerandaBale BandungStatus Tanggap Darurat, Pemkab Kuatkan Dapur Umum

Status Tanggap Darurat, Pemkab Kuatkan Dapur Umum

Bupati Bandung H. Dadang M. Naser meninjau kesiapan dapur umum di Kec Bojongsoang, pada Jum’at (8/3/19). by Humas Pemkab

SOREANG – Pasca penetapan status Tanggap Darurat Bencana pada hari Jum’at (8/3/19), Pemkab Bandung kuatkan dapur umum di tiga titik. Penetapan tersebut berlaku selama 7 hari ke depan dan akan diperpanjang selama banjir belum surut.

Bupati Bandung H. Dadang M. Naser meninjau kesiapan dapur umum tersebut, yaitu Gedung Inkanas dan Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah serta Radio Bojes Kecamatan Bojongsoang, pada Jum’at (8/3/19) kemarin.

“Prosedur penetapan tanggap darurat saat ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini tanggap darurat khusus untuk dapur umum. Jadi tidak ada kucuran dana infrastruktur,” ungkap Bupati Dadang Naser.

Ia menyebut penanganan tanggap darurat intinya menyelamatkan jiwa, karena disinyalir masih banyak warga yang bertahan di rumah masing-masing.

“Jangan sampai ada yang kelaparan atau sakit karena kurang makan dan kurang minum. Untuk itu kami juga menyiapkan dapur umum mobile untuk distribusi makanan dan minuman bagi warga yang masih bertahan di lokasi masing-masing. Mohon kepada para relawan dan tokoh masyarakat, monitor terus agar bantuannya merata,” seru bupati.

Dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) nomor 15 Tahun 2018 Tentang Citarum Harum, Dadang menaruh harapan yang besar akan penanganan banjir menahun di Bandung Selatan. Menurutnya, ada keseriusan dari pemerintah pusat yang tidak hanya melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum.

Pembuatan Kolam Retensi Cieunteung saja tidak cukup untuk menanggulangi banjir. Kini tengah dibangun Terowongan Curug Jompong, ia menilai jika ditambah Danau Andir tentunya akan semakin ideal.

“Citarum Harum ini meliputi pembangunan bukan hanya di hilir, tapi utamanya di hulu. Inilah yang harus terpadu. Baru setahun program berjalan ini belum berdampak luas. Banjir tetap ada karena memang lahan kritis itu butuh penanganan yang berbeda,” jelasnya.

Ketika hujan sudah reda dan tidak banjir lagi, Dadang mengajak para civitas lingkungan untuk lebih memperhatikan lahan di hulu. Penanaman pohon dan sistem pola tanam harus terus diedukasikan kepada masyarakat. “Selain itu juga tidak bosan kita edukasi masyarakat, agar tidak buang sampah sembarangan,” tutup Dadang.

Sementara iti Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Drs. Akhmad Djohara mengungkapkan ada sejumlah titik pengungsian di tiga kecamatan terdampak.

“Sesuai data roll call (pelaporan) yang masuk pada hari ini, jumlah total pengungsi di beberapa titik pengungsian di tiga kecamatan (Baleendah, Dayeuhkolot dan Bojongsoang) terdapat 373 Kepala Keluarga 1.104 Jiwa. Diantaranya terdapat 129 lansia, 94 balita, 22 ibu hamil, 21 ibu menyusui, 5 disabilitas, 99 anak, 4 pelajar SMA, 9 SMP, 18 SD,” urai Adjo, sapaan Akhmad Djohara.

Tinggi Mata Air (TMA) di beberapa titik assessment, menurutnya mengalami penurunan dibanding dua hari sebelumnya. “Tercatat TMA paling tinggi itu di RW 13 Kp. Ciputat Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah berkisar antara 10 – 100 cm, ini sudah jauh menyusut dibanding dua hari sebelumnya yang mencapai 190 cm. Kita tunggu perkembangan lebih lanjut, mudah-mudahan status tanggap darurat ini tidak diperpanjang,” ucap Adjo. ***

BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

TERKINI